Purlin Pengganti Baja Konvensional ( Blog by tatalogam.com)


Purlin1Purlin
Purlin adalah profil baja ringan hitensile dengan bentuk kanal c, mempunyai ukuran dan ketebalan tertentu
  1. Bahan Baku , G450 dan Z18
Bahan baku
Baja Hi – Ten dengan yield stress 450 Mpa lebih besar dari baja konvensional yang biasanya 240 Mpa.
Galvanis dengan taburan Zinc 180 gr / m2, memberikan jaminan keawetan dalam jangka panjang, baik untuk pemasangan outdoor maupun indoor
2. Dimensi
Dimensi
3. Holes ( Lubang Baut )
Holes
Dilengkapi Lubang untuk baut pada bagian tepi dan lubang untuk Sag Rod / Trekstang pada bagian tengah bentang.
Sag Rod adalah Penghubung gording yang satu dengan gording yang lain berfungsi untuk mencegah melengkungnya gording.
Sag Rod
Ikatan Angin berfungsi sebagai penghubung antara kuda – kuda yang satu dengan yang lain.
Ikatan angin
Gording pada struktur ini sebagai pengikat dengan penutup atap
Gording
Purlin dapat diaplikasikan untuk berbagai macam kebutuhan. Antara lain :
  1. Purlin digunakan sebagai Gording atap
Gording 1
Biasanya pada bangunan baja konvensional, material yang dipakai untuk gording dan dudukan cladding ( girts ) adalah besi CNP biasa. Dan biasanya komponen ini sering rusak / karatan. Contoh besi CNP yang rusak karena karatan :
CNPcnp2
C Purlin dipasang menempel pada cleat / bracket yang telah dilas pada rafter.
Koneksi prlin dengan plat menggunakan baut M12
rafter 1 rafter2 rafter3
Untuk mencegah buckling / puntir, biasanya diantara tumpuan pada rafter, purlin diberi pengaku yang sering disebut Sag Rod / Trekstang
sagrod1
 2. Purlin digunakan sebagai Girt / dudukan cladding
girts
C Purlin juga bisa diaplikasikan sebagai dudukan clading / girts. Sistem pemasangan sama dengan pemasangan gording. Sag Rod / Trekstang tetap dibutuhkan pada aplikasi tersebut.
3.Purlin digunakan sebagai Light Pre – Engineered Building ( Light PEB )
Screen Shot 2016-03-22 at 3.33.15 PMScreen Shot 2016-03-22 at 3.33.22 PM
Dikombinasikan dengan part lain ( mis. Bracket dan chemical angkur ), serta disukung software khusus, Purlin menjadi suatu konstruksi yang kuat, ringan dan dijamin kekuatan strukturnya
Keunggulan Sistem Pre – Engineered Cuilding
  • Mengurangi biaya total konstruksi melalui penggunaan baja galvanis hi – ten yang ringan dan kuat.
  • Kecanggihan software ShedPlus selain memberikan flesibilitas desain dengan banyak pilihan bentuk bangunan dan asesoris, juga mampu menyelesaikan perhitungan struktur dalam waktu singkat.
  • Menghasilkan gambar secara menyeluruh mulai dari denah, perhitungan teknis sampai rencana konstruksi bangunan dilapangan.
  • Seluruh komponen struktur di pre – punch dan diberi notasi dipabrik dan menggunakan baut untuk sambungannya, sehingga mempercepat waktu penyelesaian konstruksi dilapangan.
  • Mengurangi biaya logistik dan limbah dilapangan secara signifikan.
  • Mengurangi jumlah tenaga kerja untuk penyelesaian konstruksi dilapangan.
  • Seluruh komponen struktur menggunakan baja lapis Galvanis ( AS 1397, 2001 ) yang memberikan ketahanan terhadap korosi dan tidak memerlukan pengecatan lagi.
  • Software desain memenuhi peraturan bangunan australia dan indonesia beserta seluruh desain diverrifikasi oleh insinyur bersertifikasi ( certified engineer )
PEB
Penggunaan PEB
  1. Gudang
  2. Pabrik / workshop
  3. lapangan Futsal / gedung olah raga
  4. Kandang ayam
  5. Pasar
  6. Sekolah
  7. dan lain – lain
PEB1
Range Bangunan BKC
  1. Jarak bentangan : sampai 30 m ( tanpa kolom tengah )
  2. Tinggi portal : sampai 6 m
  3. Jarak portal : sampai 6 m
  4. Kemiringan atap : 5 derajat, 10 derajat, 15 derajat, 20 derajat dan 25 derajat
PEB3
Contoh pengaplikasian Produk
Purlin11 Purlin22
[email protected]




Syarat yang harus dipenuhi dalam merencanakan Bangunan Rumah Tinggal

Persyaratan dan ketentuan Umum
Beberapa faktor dan syarat yang harus dipenuhi dalam merencanakan bangunan rumah tinggal adalah kekuatan, keawetan, keindahan dan kesehatan. Untuk lebih jelasnya bisa diuraikan sbb:
a. Kekuatan : suatu bangunan harus mempunyai konstruksi yang kuat untuk melindungi penghuni dari bahaya keruntuhan sehingga penghuni dapat merasakan ketentraman selama tinggal didalamnya.
b. Keawetan : bengunan seharusnya direncanakan agar berumur panjang, sebab yang kuat dan awet akan memberikan rasa aman dan tentram bagi penghuninya, untuk itu mendapatkan keawetan yang baik perlu diperhatikan jenis bahan yang digunakan, hanya memmperhatiakan standard mutu dan kualitas, serta cara pelaksanaan pekerjaan yang betul sesuai dengan prosedur yang benar. Selain itu untuk menambah keawetan perlu dipelihara dan dikontrol secara berkala terhadap kerusakan
– kerusakan bagian
– bagian yang harus diganti atau diremajakan.
c. Keindahan : Keindahan bangunan akan memberikan kebanggaan kepada penghuninya dan juga menambah nilai banguan tersebut . Untuk menjadikan bangunan indah, perlu diperhatiakan proporsi antara struktur dan organisasi ruang yang sesuai dengan fungsi bangunan.
d. Kesehatan : Perencanaan bangunan harus memperhatikan kebersihan dan
kesehatan lingkungannya, untuk menjaga kesehatan, maka faktor
-faktor yang harus diperhatikan adalah tersedianya pembuangan air kotor dan kotoran (sanitasi), pembungan sampah / limbah yang lain dan memperhatikan pencahayaan, penghawaan, suhu udara serta kelembaban dalam ruangan.
Persyaratan Pokok Rumah Yang Lebih Aman (Tahan Gempa)
Struktur sebuah bangunan rumah dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : Struktur bangunan bagian Atas, yaitu struktur bangunan yang berada diatas permukaan tanah, yang terdiri atas dua bagian, yaitu bagian atap dan rangka bangunan
(dinding dan kolom) dan Struktur Bagian Bawah, yaitu struktur bangunan yang berada dibawah permukaan tanah yang dimaksud disini adalah pondasi, kedua struktur tersebut dalam pelalsanaannya harus memenuhi persyaratan sbb :
a. Kualitas bangunan yang baik
b. Keberadaan dan dimensi struktur yang sesuai
c. Seluruh elemen struktur utama tersambung dengan baik
d. Mutu pengerjaan yang baik
Screen Shot 2016-02-11 at 3.00.16 PM
Persyaratan Komponen Bangunan Rumah :
Pelaksanaan pembangunan dan rehabilitasi rumah tinggal layak huni harus memenuhi minimal komponen kelengkapan bangunan sebagai berikut :
Screen Shot 2016-02-11 at 3.00.27 PM
Persyaratan Kualitas Bahan Bangunan
A.BAHAN BETON
1. Perbandingan isi campuran beton terdiri dari : 1 semen : 2 pasir : 3 kerikilCatatan: perlu diperhatikan penambahan air dilakukan sedikit demi sedikit dan disesuaikan agar beton dalam keadaan pulen (tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental)
2. Ukuran kerikir yang baik 10 mm – 20 mm dengan gradasi yang baik
Screen Shot 2016-02-11 at 3.01.25 PM
B. BAHAN CAMPURAN ADUKAN (MORTAR)
Perbandingan isi untuk campuran adukan / mortar terdiri dari: 1 bagian semen : 4 bagian pasir bersih dan air secukupnya.
Screen Shot 2016-02-11 at 3.01.18 PM
C. BAHAN PONDASI
Pondasi terbuat dengan menggunakan batu belah / batu sungai yang keras dengan perekat campuran adukan 1 bagian pasir : 4 bagian semen
D. KAYU
Menggunakan kayu yang berkualitas baik, yaitu Kayu harus kering, tidak cacat, brewarna gelap, serat cukup rapat, tidak ada retak, berat dan lurus.
Persyaratan Struktur Utama dan Ukuran
Bangunan sebuah rumah harus mempunyai struktur rangka yang terdiri ataskolom, balok pengikat/sloof, dan balok
keliling/ringbalk yang terbuatdaribeton bertulang / kayu kelas 2 yang terletak di atas pondasi yang kuat
dan stabil. Selain itu sudut – sudut bangunan juga harus tersambung dengan dinding yang berfungsi sebagai penyekat ruangan. Agar bangunan rumah berkualitas baik (kuat) maka ukuran kolom, balok pengikat/sloof dan balok keliling/ringbalk harus memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan, untuk lebih jelasnya ukuran dan persyaratan struktur bangunan rumah dijelasan sebagai berikut:
PONDASI
Jika keadaan tanah cukup keras, fondasi batu dapat dibuat dengan
ukuran sebagai berikut :
Lebar atas pondasi minimal 30 cm
Lebar bawah pondasi minimum, 60 cm
Tinggi pondasi minimum 60 cm,
Jika keadaan tanah lunak, maka terlebih dahulu dilakukan perbaikantanah dasar dengan menggunakan timbunan tanah keras atau penguatantanah dasar dengan menggunakan trucuk (dimensi pondasi menyesuaikan
kondisi lapangan)
Screen Shot 2016-02-11 at 3.01.43 PM
Spesifikasi balok pengikat/sloof harus memenuhi persyaratan sebagaiberikut:
Balok pengikat / sloof dengan dimensi minimal 15 cm x 20 cm
Ukuran tulangan utama diameter 12 mm,
Ukuran tulangan begel diameter 8 mm
Jarak antar begel 15 cm.
Tulang sengkang harus dibengkokan dengan sudut 135°
Ketebalan selimut betonadalah 15 mm
Screen Shot 2016-02-11 at 3.01.54 PM
KOLOM
Spesifikasi kolom harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Ukuran Kolom minimal 15 cm x 15 cm;
Jarak antar kolom maksimum 3 meter;
Tulangan utama baja diameter 12 mm,
Tulangan begel baja diameter 8 mm
Jarak antar begel 15 cm,
Tulang sengkang harus dibengkokan dengan sudut 135°
Ketebalan selimut beton adalah 15 mm
Screen Shot 2016-02-11 at 3.42.05 PM
BALOK KELILING (RING BALK)
Spesifikasi balok keliling/ring balk harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
Ukuran balok keliling / ring balk minimal 12 cm x 15 cm;
Tulangan utama baja diameter 12 mm;
Tulangan begel baja diameter 8 mm
Jarak antar begel 15 cm.
Ketebalan selimut beton adalah 15 mm
Screen Shot 2016-02-11 at 3.42.15 PM
STRUKTUR ATAP
Spesifikasi struktur rangka atap harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Sopi – sopi /Ampig
Sopi – sopi /gunung – gunungan /ampig harus diberi kolom dan balok miring dari beton bertulang (sebagai bingkai) dengan dimensi 12 cm x 15 cm dan penulangan utama diameter 12 mm, tulangan begel diameter 8 mm, selimut beton 1 cm (sama dengan balok keliling /ring balk).
Ampig terbuat dari susunan bata yang direkatkan dengan campuran adukan 1 semen : 4 pasir dan diplester, diajurkan bahan ampig menggunakan bahan ringan seperti papan dan GRC utnuk meminimalisir akibat yang parah bila ampig roboh saat terjadi gempa
Screen Shot 2016-02-11 at 3.43.10 PM
Ikatan angin
Untuk memperkuat kerangka atap rumah terhadap pengaruh angin maka diperlukan ikatan angin pada kuda – kuda (rangka atap) dengan konstruksi
seperti gambar berikut :
Screen Shot 2016-02-11 at 3.43.20 PM
Screen Shot 2016-02-11 at 3.43.32 PM
Hubungan Antar Elemen Struktur
a. Hubungan Pondasi – Balok pengikat/sloof
Hubungan antara pondasi batu kali dengan balok pengikat/sloof harus
dipasang angkur besi diameter 10 mm dengan jarak maksimal 1 meter (lihat
gambar 8)
Screen Shot 2016-02-11 at 3.43.41 PM
Hubungan Balok Pengikat/Sloof – Kolom
Hubungan balok pengikat/sloof dengan kolom praktis harus ada tulangan
kolom lewatan/dibengkokkan ke sloof dengan panjang lewatan minimal 40 x
diameter (lihat gambar 9)
Screen Shot 2016-02-11 at 3.43.55 PM
Hubungan Kolom – Dinding
Hubungan kolom dengan dinding harus dipasang angkur dengan besi diameter minimal 10 mm dengan panjang minimal 40 cm setiap 6 lapis bata
(lihat gambar 10)
Screen Shot 2016-02-11 at 3.44.02 PM
Hubungan Kolom – Balok Keliling/Ringbalk
Hubungan antara kolom dengan balok keliling/ringbalk harus dibuat tulangan kolom dilewatkan ke balok ring dengan panjang lewatan minimal 40 x diameter besi tulangan (lihat gambar 10)
Screen Shot 2016-02-11 at 3.44.12 PM

Semua tentang konstruksi atap

Konstruksi rangka atap merupakan Suatu bentuk konstruksi yang berfungsi untuk menyangga kontruksi atap yang terletak diatas kuda – kuda tersebut. Pada intinya, atap merupakan bagian paling atas bangunan yang memberikan perlindungan bagian bawahnya terhadap cuaca baik panas maupun hujan. Fungsi rangka atap yang lebih spesifik adalah menerima beban oleh bobot sendiri, yaitu beban kuda – kuda dan bahan pelapis berarah vertikal kemudian meneruskannya pada kolom dan pondasi, serta dapat berfungsi untuk menahan tekanan angin muatan yang berarah horizontal.
Atap yang sudah biasa ditemuai dirumah – rumah di Indonesia pada umumnya menggunakan konstruksi kayu. belakangan ini marak penyedia konstruksi atap berbahan baja ringan. Untuk kedua konstruksi atap baik itu konstruksi atap baja ringan maupun kayu memiliki kelebihan masing – masing.
Berikut ini kami mengulas sekilas tentang perbandingan keduanya.
Struktur kuda – kuda baja ringan memiliki dimensi yang lebih tipis dibanding dengan kayu, mulai dari ketebalan 0,65 mm hingga 1 mm. Baja ringan termasuk jenis baja yang dibentuk setelah melalui proses dingin ( Cold Form Steel ). rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan atap baja ringan dan konstruksi sipil. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550 MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Ketebalan baja ringan untuk rangka atap yang beredar sekarang ini berkisar dari 0,4 – 1 mm.
Perhitungan kuda – kuda baja ringan amat berbeda dengan kayu, yakni cenderung lebih rapat. Semakin besar beban yang harus dipikul, jarak kuda – kuda akan semakin pendek. Misalkan bila genteng memiliki bobot 40 kg / m2, jarak kuda – kuda atap baja ringan bisa dibuat menjadi 1.4 m. Sementara bila genteng memiliki bobot 7,5 kg / m2, maka jarak kuda – kuda atap baja ringan menjadi 1.2 m.
Namun atap baja ringan dengan atap kayu tidak bisa dibandingkan begitu saja karena masing – masing memiliki kelebihan dan kekurangan serta segi ekonomis yang berbeda – beda.
Pekerjaan rangka atap baja ringan merupakan pekerjaan merakit dan memasang struktur atap berupa rangka baja ringan yang dibentuk dan dilapisi anti karat. Rangka baja ringan berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang terdiri dari :
  1. Rangka utama atas ( top chord )
  2. Rangka utama bawah ( bottom chord )
  3. Rangka pengisi ( web ). seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri ( self drilling screw ) dengan jumlah yang cukup.
  4. Rangka reng ( roof batten / top span ) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai ukuran jarak genteng.
Untuk pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi :
  1. Pengukuran bentangan bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
  2. Pekerjaan pembuatan kuda – kuda dikerjakan di workshop permanen ( Fabrikasi )
  3. Pengiriman kuda – kuda dan bahan lain yang terkait proyek
  4. Penyediaan tenaga kerja beserta mempersiapkan alat / bahan lain yang dibutuhkan pada saat pengerjaan
  5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda – kuda meliputi struktur rangka kuda – kuda ( truss ), balok tembok ( top plate / murplat ), reng, ikatan angin dan bracing ( ikatan pengaku )
  6. Pemasangan jurai dalam ( valley gutter )


Pola Keruntuhan pada Sistem Rangka Atap

Pada struktur rangka atap baja, dikenal beberapa jenis pola keruntuhan yang sering terjadi pada sistem rangka atap antara lain :
  1. Akibat tekuk ( Buckling )
Beban tekuk didefinisikan sebagai bahan batas yang menyebabkan kolom tertekuk. Jika kolom dibebani dengan beban aksial, maka kolom terdefleksi lateral dan mengalami tekuk apabila beban ditingkatkan terus. Jika beban bekerja kurang dari beban tekuk dan beban diambil dari kolom akan kembali ke posisi semula. Fenomena tekuk terdiri dari empat tipe, yaitu :
a. Tekuk Lokal ( Local Buckling )
Tekuk lokal merupakan tekuk yang terjadi pada elemen pelat penampang ( sayap atau badan ) karena pelat yang terlalu tipis. Bila tegangan pada elemen – elemen penampang mencapai tegangan kritis pelat, maka akan terjadi tekuk lokal. Tekuk lokal. Tekuk lokal pada elemen pelat dapat menyebabkan terjadinya kegagalan prematur pada keseluruhan penampang, atau setidaknya akan menyebabkan tegangan tidak merata dan mengurangi kekuatan keseluruhan.
b. Tekuk lentur ( Flexural Buckling )
Tekuk lentur merupakan tekuk yang terjadi jika batang desak tertekuk terhadap sumbu utamanya atau sumbu yang memiliki radius girasi terkecil. tekuk ini dapat terjadi pada batang yang menggunakan profil yang memiliki penampang simetris ganda atau antisimetris ganda ( seperti profil I atau Z ), profil yang memiliki penampang simetris tunggal ( seperti kanal, L sama kali, L double ). tekuk lentur menyebabkan elemen batang mengalami lentur terhadap sumbui lemah batang.
c. Tekuk torsional ( Torsional Buckling )
Tekuk torsional merupakan tekuk yang terjadi dengan terpelintirnya batang terhadap sumbu longitudinalnya ( sumbu yang sejajar dengan beban ). Tekuk torsional umumnya terjadi pada profil simetris ganda yang memiliki tampang yang sangat langsing.
d. Tekuk lentur torsional ( Flexural Torsional Buckling )
Tekuk lentur torsional merupakan tekuk yang terjadi pada batang desak jika secara bersamaan melentur dan memutar. tekuk torsional lentur umumnya terjadi pada profil simetris tunggal ( seperti profil kanal, L dengan panjang kaki yang sama, L ganda, dan T ) dan profil tidak simetris ( profil L dengan panjang kaki berbeda ). Lentur torsi tekuk adalah membungkuk simultan dan memutar dari anggotas. Hal ini terutama terjadi pada saluran, terstruktural, ganda sudut bentuk, dan sudut tunggal yang sama.
2. Akibat Curling
Curling terjadi sebagai akibat mekanisme gaya – tekan internal pelat, yang tidak lain adalah buckling ( tekuk ), dan hanya terjadi pada pelat yang relatif tipis ( langsing ). Adanya curling pada sambungan lap – joint yang secara natural mempunyai eksentrisitas, ditambah slip, menyebabkan sambungan lap – joint dengan baut tunggal beresiko mengalami distorsi dan kinerjanya menjadi tidak optimum. Untuk menghindarinya, perlu digunakan baut majemuk ( minimal dua ) dengan konfigurasi sejajar arah gaya.
Pada dasarnya pola keruntuhan secara umum dapat dipisahkan dalam 2 kategori, yaitu : kerusakan pelat dan kerusakan baut. kerusakan baut tunggal dan pada konstruksi rangka atap baja ringan jarang bahkan tidak pernah ditemukan menggunakan baut tunggal pada titik sambungan. Kerusakan pelat yang terjadi dikarenakan baja ringan yang ramping dan rentan terhadap stabilitas


Cara sederhana menghitung kebutuhan Baja Ringan

Cara sederhana menghitung baja ringan yang digunakan biasanya memakai rumus cosinus. Seperti :
A. Atap Pelana
Atap Pelana ialah model tipe atap rumah yang memiliki sisi miring hanya dibagian samping.

Samping kanan dan kiri segitiga adalah sisi yang di hitung, yang garis bawah hitam adalah oversteck atau gimbalan ( Biasanya ke depan dan ke samping, berarti ada 4 oversteck ) dan segitiga yang berwarna adalah gewel yang biasanya terbuat dari bata, sedang garis putih ditengah segitiga adalah tinggi gewel
Untuk cara perhitungannya :
Ketahui  tinggi segitiga atau gewel, biasanya untuk rumah pribadi. Untuk mengetahui tinggi gewel digunakan rumus 1/3 lebar + oversteck.
Misal rumah 7 m x 11 m dengan overstect 0,5 m disetiap sisi. Karena ada sisi depan dan belakang dan samping ada 2 yakni kanan dan kiri jadi.
7 + 0.5 + 0.5 = 8 m
11 + 0.5 + 0.5 = 12 m
Tinggal kita cari tinggi gewel
1/3 dari 8 adalah 2.66 m atau dengan cara menghitung dengan derajat
1/3 sama dengan 30 derajat berarti perhitungannya 8 x 30 = 240 / 100 = 2.4 m
Tinggal pilih ketinggian yang mana. Kali ini kita pakai yang 2.4 m
Hitung sisi miring gewel / segitiga
( 2.4 x 2.4 ) + ( 4 x 4 ) = 5.76 + 16 = 21.76 akar kuadrat 21.76 = 4.66 m
Penjelasan :
( 2.4 x 2.4 ) adalah tinggi gewel / segitiga ( gewel x gewel )
( 4 x 4 ) adalah setengah alas segitiga dikalikan sama ( Sa x Sa )
Sa = Setengah Alas
Tinggal dikalikan.
Sisi miring gewel x panjang rumah = ( 4.66 m x 12 m ) x 2 = 111.84
Total Luas Rumah adalah 111.84


Misal
Misalkan rumah diatas jarak kuda – kuda adalah 120 =1.2 m maka c yang dibutuhkan untuk membuat kuda – kuda adalah
Panjang rumah tanpa oversteck = 11 maka panjang dibagi jarak kuda – kuda= 11m / 1.2m = 9
9 x 4.66 ( sisi miring ) =41.94 ada dua sisi jadi dikali 2 maka 41.94 x 2 = 83.88
Ada sisi tumpuan kuda – kuda mengikuti lebar bangunan 8 x 9 = 72
Ada yang disebut cremona ( yang ada ditengah segitiga / gewel )
Dalam kasus ini kita asumsikan 14 m per kuda – kuda karena ada 9 jadi kita kalikan 9 x 14 m = 126
Sekarang tambahkan 83.88 + 72 + 126 = 281.88
Setiap C atau usuk yang dibeli dipasaran memiliki panjang 6 m. Jadi  281.88 atau kita bulatkan 282 / 6 = 47 C


Reng biasanya mengikuti jarak dari genteng.
Misalkan kita menggunakan Genteng beton flat, maka jarak Genteng flat yang umum saat ini sekita 0.32 m atau 32 cm.
Panjang bangunan adalah 12 m dan lebar pada suatu sisi adalah 4.66. Jadi kurang lebih begini perhitungannya 4.66 m x 0.32 m = 14,56 x 12 x 2 sisi = 394.44
Untuk reng panjangnya sama dengan C yakni 6 m per batang. Kita kalkulasi sekarang.
349.44 / 6 = 58.24 dibulatkan jadi 59 batang

Kita akan membandingkan perhitungan yang diatas dengan menggunakan perhitungan ini :
Panjang x lebar = 7 m + oversteck x 11 m + oversteck dengan 30 derajat. perhitungan hanya dengan mengalikan panjang x lebar / 30 derajat jadi  8 m x 12 m = 96 m2 : 0.866 = 110.85 m2
cosinus 30 = 0.866
cosinus 35 = 0.819
cosinus 40 = 0.766
cosinus 45 = 0.707
Mari kita gunakan rumah yang sama dengan diatas :
Panjang 11 m dan lebar 7 m dengan overstect 0.5 m setiap sisi dan dengan 30 derajat
Perhitungannya : 12 x 8 m x 1.3 = 124.80 m2

B. Atap Jurai
Sebenarnya hampir sam untuk perhitungan rangka atap model jurai ( Miring )
Talang Jurai
Pertama kali yang harus kita hitung ialah luas segitiga dan trapesium
Kita samakan panjang dan lebar dari bangunan diatas ialah 7 m x 11 m dengan oversteck 0.5 disetiap sisi dan ketinggian 30 derajat. maka perhitungannya seperti ini :
Sisi miring bangunan tersebut ialah 4.66 m jadi bisa kita simpulkan jurai  depan, jurai belakang, jurai kanan dan jurai kiri adalah 4.66 m2


Sekarang kita cari luas segitiga
Luas segitigan ada si sisi 2 dan 4
Rumus luas segitiga adalah 1/2 alas x tinggi
Tinggi dalam hal ini diambil alih oleh jurai. jurai yang dihitung tadi ketemu 4.66 sedangkan panjang bentangan ( Luas Rumah ) 8 m jadi 4 x 4.66 karena ada 2 sisi maka 18.4 x 2 = 37.28 m2


Luas Trapesium kita hitung dengan hitungan yang sama yaitu :
( Panjang bawah + panjang atas) / 2) x panjang jurai
Panjang bawah otomatis panjang bangunan + oversteck sedangkan panjang atas ( tengah ) yaitu panjang bangunan – lebar
12 m – 8 m = 4 m
Jadi (( 12 + 4 m)/2) x 4 .66 m x 2 74.56m2
Luas total adalah luas trapesium + luas semua segitiga =
74.56 m2 + 37.28 m2 = 111.84 m2
Semoga Informasi ini berguna buat anda


Ingat Bahwa setiap pemasangan baja ringan memerlukan perhitungan dan pemasangan yang tepat agar tidak menimbulkan runtuhnya atau patah terhadap baja ringan.

Tidak ada komentar

Untuk Info Mohon Hubungi Whatsapp Kami di 082112672826